Orientasi penyusunan rancangan awal RPJPD Kota Tanjungbalai Tahun 2025-2045 merupakan kegiatan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman seluruh stakeholder terhadap berbagai peraturan perundang-undangan terkait perencanaan pembangunan, keterkaitannya dengan dokumen perencanaan lainnya, teknis penyusunan dokumen, dan menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang diperlukan dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Kegiatan orientasi penyusunan RPJPD Kota Tanjungbalai Tahun 2025-2045 telah dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yaitu hari pertama pada Selasa 8 Agustus 2023 berupa orientasi kewilayahan yang dilakukan oleh tim Tenaga Ahli RPJPD bersama dengan tim internal Bappeda. Kemudian dilanjutkan 9 Agustus 2023 mengusung tajuk Orientasi Penyusunan Rancangan Awal RPJPD berlangsung di Aula Sutrisno Hadi Pemko Tanjungbalai.
Acara ini turut menghadirkan narasumber yang berasal dari Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang merupakan tenaga ahli dalam penyusunan rancangan awal RPJPD Kota Tanjungbalai Tahun 2025-2045. Serta seluruh pejabat eselon II/III bersama dengan pejabat/ aparatur bidang perencanaan/ program serta seluruh ASN yang masuk ke dalam Tim Penyusun Rancangan Awal RPJPD Kota Tanjungbalai Tahun 2025-2045.
Rapat dibuka langsung oleh Asisten III Administrasi Umum Setdakot Tanjungbalai (Bapak Drs. Walman Riadi P. Girsang, M.AP). Dalam sambutannya beliau menekankan perencanaan merupakan pondasi awal yang sangat penting dan wajib dipahami bersama dan tidak boleh asal-asalan, karena perencanaan yang akan dibuat ini akan menentukan mau dibawa kemana Kota Tanjungbalai 20 tahun kedepan, apalagi persoalan Tanjungbalai saat ini cukup banyak dan kompleks sekali. Selain itu beliau berharap agar semua data dan informasi yang dibutuhkan dapat diupdate terus oleh seluruh perangkat daerah, agar dokumen rancangan awal RPJPD Kota Tanjungbalai Tahun 2025-2045 dapat disusun secara baik dan dapat diselesaikan tepat waktu.
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Bapak Azizon, S.E., M.Sc selaku narasumber, beliau menyampaikan beberapa catatan penting terkait dengan analisis gambaran umum Kota Tanjungbalai pada saat kegiatan orientasi, diantaranya dilihat tren Kota Tanjungbalai untuk IPM sebenarnya meningkat dari tahun 2010-2022, yakni sebesar 63,47% (2010) menjadi 63,86% (2022). Lebih kurang 70% indikator IPM untuk Kota Tanjungbalai dapat tercapai dalam kurun waktu tersebut. Nilai IPM tersebut sebenarnya tidak terlalu outstanding dibandingkan rata-rata nasional. Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi dilihat dari perbandingan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi rata-rata Kota Tanjungbalai sebesar 5%. Inflasi Tanjungbalai ada di angka 6%, sebenarnya tren turunnya inflasi Kota Tanjungbalai cukup baik kecuali pada saat pandemi lalu, namun secara umum nilai inflasi ini masih mengikuti angka nasional.
Angka kemiskinan Kota Tanjungbalai sebesar 12,51% (2006) dan menurun menjadi 12,45% (2022). Kemiskinan di Tanjungbalai masih berada di bawah rata-rata nasional. Ini berarti untuk masalah kemiskinan dapat dijadikan prioritas pada penyusunan dokumen perencanaan di Kota Tanjungbalai. Nilai ketimpangan ekonomi di Tanjungbalai sebenarnya tidak terlalu parah (masih cukup baik) dan secara umum dari 2005-2022 trennya menurun. Yang benar-benar langsung dapat melihat kinerja pemerintah adalah dari nilai PAD yang dihasilkan. Untuk Kota Tanjungbalai PAD yang dihasilkan sebesar 10,38% pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 61,14% pada tahun 2022. Namun kenaikan PAD ini tidak cukup signifikan.
Dalam akhir sesinya beliau menyimpulkan secara keseluruhan kinerja makro ekonomi dan pembangunan Kota Tanjungbalai dalam 2 dekade terakhir menunjukkan progress (perbaikan) yang konsisten hampir untuk semua indikator, seperti nilai IPM yang semakin membaik, PDRB yang selalu meningkat, angka pengangguran yang menurun, pertumbuhan yang relatif stabil, inflasi yang terjaga, angka kemiskinan yang selalu berkurang, indeks gini yang semakin kecil dan PAD yang selalu meningkat. Namun secara nilai perlu dicatat bahwa hampir semua indikator masih tergolong dalam kategori cukup rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Sesi berikutnya kemudian dilanjutkan Bapak Warsimo M.M., M.Kom yang menyampaikan beberapa isu strategis untuk penyusunan RPJPD Kota Tanjungbalai, diantaranya :
- Kestabilan pembangunan, maksudnya ketika membuat perencanaan perlu dilihat mana yang prioritas dan mana yang tidak.
- Kelanjutan Pembangunan, maksudnya perlu memastikan yang telah dilakukan pemerintah saat ini akan berlanjut di pemerintahan selanjutnya, jadi perlu ada tahapan-tahapan pada periodesasi RPJMD nantinya.
- Peta perencanaan pembangunan yang lebih rinci. Disini perlu dilakukan kajian-kajian/ riset-riset pada penyusunan dokumen perencanaan pembangunan.
- Penyesuaian capaian pembangunan berdasarkan karakteristik wilayah. Disini perlu dibuat standar untuk mengukur keberhasilan program.
- Optimalisasi posisi strategis yang dimiliki pemerintah.
- Memahami potensi daerah dan alternative pengembangan yang terukur. Dalam RPJMD nantinya harus bisa disusun potensi beserta cabang-cabang potensi tersebut.
- Lack of Positioning, maksudnya menempatkan Kota Tanjungbalai sebagai apa, menjadi kota apa nantinya, semuanya harus dipastikan dulu supaya dapat membuat perencanaan selanjutnya.
- Tingkat PAD yang rendah.
- Tingginya tingkat kriminalitas dan implikasinya pada pembangunan.
Setelah pemaparan materi secara singkat dari ke dua narasumber tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari para Narasumber dan peserta rapat, dimana diskusi ini berjalan cukup baik dan lancar. Di akhir sesi sekaligus menutup rapat Ibu Mariani S.Si., M.Si selaku Seketaris Bappeda menyampaikan closing statement yang menyimpulkan ada beberapa rekomendasi tindak lanjut terkait kebijakan strategis dalam penyusunan RPJPD saat ini, yakni menemukan positioning dan branding Kota Tanjungbalai yang tepat, strategis dan berdampak. Mencari daerah/ kota benchmarking dalam pengembangan Pembangunan serta memprioritas budaya dalam paradigma Pembangunan. Pemilihan program andalan yang menggerakkan pembangunan serta perbaikan akses dan konektivitas ke daerah lainnya. Juga fokus pada program/ kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan PAD.